Kapan terakhir kali Anda pulang tepat waktu? Jika butuh lebih dari 10 menit untuk menjawabnya, saya rasa sudah cukup lama sejak itu terjadi.
Menurut data yang disajikan oleh GoodStats, 40% warga Indonesia di tahun 2023 rata-rata bekerja selama 35-48 jam dalam seminggu. Sementara itu, ada kurang lebih 65% pekerja yang bekerja lebih dari 40 jam seminggu, tepatnya sekitar 15% warga Indonesia bahkan bekerja lebih dari 49 jam.
Dari data tersebut bisa diartikan bahwa beberapa dari kita kesulitan untuk pulang tepat waktu. Penyebabnya bisa karena kebiasaan buruk bekerja berlebihan, memenuhi permintaan lembur di menit terakhir, atau manajemen waktu yang kurang baik. Maka dari itu, ini adalah saat untuk evaluasi kembali work-life balance Anda. Pasalnya, bekerja berlebihan tak benar-benar produktif, melainkan ini kebalikannya.
Bekerja berlebihan dan stres yang dihasilkan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Contohnya adalah gangguan tidur, depresi, peningkatan konsumsi alkohol, diabetes, gangguan memori, dan penyakit jantung. Tidak hanya berdampak buruk bagi kesejahteraan pribadi, tetapi juga memengaruhi kinerja kerja secara negatif, dan ini bisa terlihat dari meningkatnya ketidakhadiran dan lebih banyak kesalahan di tempat kerja.
Hal tersebut telah dibuktikan oleh banyak penelitian dan studi yang kredibel mendukung efek negatif dari kerja berlebihan, termasuk yang dilakukan oleh National Library of Medicine di Amerika Serikat dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Jadi, jika dipikir-pikir, manfaat jangka pendek dari bekerja berjam-jam sebenarnya tidak sebanding dengan konsekuensi jangka panjangnya. Anda tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga perusahaan tempat bekerja. Sarah Green Carmichael dari Harvard Business Review telah menyampaikannya dengan baik:
Kisah tentang kerja berlebihan adalah cerita tentang hasil yang menurun: terus bekerja berlebihan, dan Anda akan semakin bodoh dalam menyelesaikan tugas-tugas yang semakin tidak berarti.
Jadi, saya sarankan Anda berhenti bekerja lembur, dan coba terapkan lima strategi yang dapat membantu pulang tepat waktu sambil memaksimalkan penggunaan jam kerja ini.
5 Cara Efektif untuk Pulang Tepat Waktu
1. Buat Tujuan untuk Dicapai di Akhir Hari
Ini sangat penting, tetapi sayangnya, tidak banyak orang yang melakukannya. Jika tidak memiliki tujuan di satu hari, Anda lebih cenderung mengikuti alur dan menyelesaikan shift dengan tumpukan pekerjaan besar yang masih ada di meja.
Dengan menetapkan tujuan spesifik untuk jam kerja, Anda menciptakan misi dan arah. Misalnya, Anda adalah seorang manajer proyek, tujuan akhir bisa berupa penyelesaian timeline proyek atau mengirimkan update progres kepada tim. Memiliki tujuan ini membuat diri lebih fokus dan memberikan titik akhir yang perlu dicapai dalam akhir hari kerja Anda.
Ketika membuat tujuan akhir hari, penting untuk bersikap realistis. Jangan mencoba merencanakan lebih dari yang bisa dicapai. Daftar tugas yang lebih pendek mungkin tampak kontraintuitif. Tetapi, jika biasanya merencanakan lebih dari 10 tugas per hari, dan sering kali hanya menyelesaikan 5 atau 6, merencanakan hanya tiga tugas dapat membantu Anda menyelesaikannya semua.
Dengan lebih sedikit tugas, Anda akan merasa lebih mudah untuk berkonsentrasi, dan ketika ketiga tugas itu selesai, Anda akan merasakan pencapaian. Bahkan jika akhirnya menyelesaikan 5 atau 6 tugas, tujuan akhir hari Anda pada dasarnya sudah tercapai. Ini akan memberi Anda perasaan yang lebih baik saat pulang tepat waktu.
2. Prioritaskan dan Tentukan Waktu untuk Tugas Anda
Setelah menetapkan tujuan untuk satu hari, Anda bisa mulai menguraikan dan memprioritaskan tugas-tugas yang akan membantu pencapaiannya.
Memprioritaskan tugas sangat penting untuk mengelola beban kerja dengan efisien. Anda bisa mulai dengan mengkategorikan tugas berdasarkan urgensi dan pentingnya. Anda juga perlu menetapkan berapa banyak waktu yang ingin dihabiskan untuk masing-masing tugas. Saat menetapkan waktu untuk setiap tugas, coba ingat hukum Parkinson:
“Pekerjaan akan mengembang atau menyusut untuk mengisi waktu yang tersedia untuknya.”
Dengan kata lain, jumlah waktu yang dimiliki untuk menyelesaikan suatu tugas memengaruhi berapa lama waktu yang sebenarnya dibutuhkan. Jika memberi diri waktu dua jam, Anda kemungkinan besar akan menyelesaikan pekerjaan dalam waktu tersebut.
Sebaliknya, jika memiliki waktu sepanjang hari, tugas tersebut akan memakan waktu seharian. Tanpa menetapkan batas waktu, Anda berisiko menghabiskan waktu yang berlebihan pada satu tugas, dan ini dapat mengganggu produktivitas.
Hal ini penting, jangan pernah meremehkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas. Anda perlu bersikap realistis. Anda mungkin menghadapi kendala atau gangguan kerja selama proses, jadi, penting untuk mempertimbangkan sedikit waktu cadangan dalam ketetapan batasannya untuk mengakomodasi keterlambatan yang tidak terduga.
Dengan menetapkan batas waktu yang realistis untuk aktivitas, Anda bisa ciptakan kerangka kerja terstruktur. Ini juga membantu mencegah terlalu banyak komitmen dan memastikan penilaian yang lebih akurat terhadap beban kerja Anda.
Setelah menetapkan batas waktu, langkah berikutnya adalah mematuhinya. Salah satu cara terbaik untuk lakukan ini adalah menggunakan software time tracker atau time tracker proyek. Alat canggih ini bisa membantu dalam memantau secara akurat berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk setiap tugas. Ini juga mampu memberikan wawasan berguna tentang pola produktivitas Anda.
3. Jadwalkan Aktivitas Setelah Bekerja
Jika punya janji untuk check-up medis atau acara khusus yang perlu dihadiri setelah bekerja, ada lebih banyak kemungkinan bahwa Anda akan pulang begitu shift selesai. Umumnya, aktivitas setelah bekerja akan mendorong kita untuk benar-benar meninggalkan pekerjaan tepat waktu. Jadi, kenapa tidak menjadwalkan aktivitas setelah bekerja seharian?
Tapi, tentu saja, saya tidak bermaksud menyuruh Anda pergi ke dokter atau menghadiri acara khusus setiap hari! Maksud saya adalah Anda bisa berkegiatan setelah bekerja, misalnya, pergi ke gym, bertemu teman, berjalan-jalan di taman, memasak makan malam pada pukul 7 malam, dan lain-lain.
Pastikan untuk merencanakan acara, hobi, atau komitmen pribadi guna memberi diri alasan untuk pulang tepat waktu. Dengan rencana setelah kerja, Anda akan merasa termotivasi untuk menyelesaikan tugas dalam jam kerja yang ditentukan. Pada akhirnya, ini akan meningkatkan work-life balance dan menanamkan disiplin dalam mematuhi jadwal yang ditetapkan.
Pastikan untuk menambahkan aktivitas ini ke kalender Anda dan anggaplah itu sebagai janji yang HARUS ditepati. Rasa urgensi ini akan memotivasi Anda untuk bersiap-siap meninggalkan pekerjaan tepat waktu.
4. Berikan Diri Anda 15-20 Menit untuk Menyelesaikan Pekerjaan
Jika shift berakhir pada pukul 5 sore, jangan tunggu hingga pukul 5 sore untuk mulai menyelesaikan pekerjaan Anda. Ini adalah cara yang pasti akan membuat Anda berada di kantor lebih lama dari seharusnya. Sebagai gantinya, alokasikan waktu tertentu di akhir hari kerja Anda untuk menyelesaikan tugas, sebaiknya 15-20 menit.
Selama waktu ini, Anda bisa selesaikan tugas yang tertunda, balas email yang mendesak, dan rapikan ruang kerja untuk hari berikutnya. Menyisihkan zona penyangga ini berguna untuk menciptakan titik akhir yang alami untuk pekerjaan Anda. Ini memberi sinyal bahwa sudah waktunya untuk mengakhiri hari Anda.
Praktik tersebut tidak hanya memastikan transisi yang lebih lancar dari mode kerja. Tetapi, ini juga membantu menghindari tugas-tugas mendadak yang dapat memperpanjang jam kerja Anda.
5. Ubah Cara Pikir Anda Terkait Pulang Tepat Waktu
Pulang tepat waktu bukanlah sesuatu hal yang salah. Hal ini tidak menunjukkan kurangnya komitmen, kemalasan, atau ketidaksukaan terhadap rekan kerja Anda. Asalkan Anda telah capai tujuan yang sudah ditetapkan untuk hari itu, pulang sesuai jam adalah hal baik. Ini adalah tanda bahwa waktu bekerja telah dikelola secara efektif.
Agar perasaan bersalah mengenai pulang tepat waktu berkurang, coba ubah perspektif Anda tentang meninggalkan pekerjaan. Ini bisa dilakukan dengan melihatnya sebagai langkah menuju kesejahteraan pribadi dan kehidupan yang seimbang. Alih-alih berpikir, “Saya akan meninggalkan pekerjaan sekarang,” pertimbangkan frasa seperti “Saya pulang untuk menghabiskan waktu dengan keluarga dan teman” atau “Saya akan pergi ke gym untuk lebih sehat.”
Perubahan berpikir itu membantu Anda mengenali nilai dari meninggalkan pekerjaan tepat waktu untuk menjaga gaya hidup sehat, membangun hubungan, dan terlibat dalam aktivitas yang berkontribusi pada kesejahteraan pribadi secara keseluruhan.
Kenapa Anda Perlu Pulang Tepat Waktu?
Ada beberapa alasan kuat mengapa meninggalkan pekerjaan tepat waktu diperlukan untuk menjaga kesejahteraan Anda. Kami telah membahas beberapa alasannya dalam ringkasan artikel ini, tapi mari lihat lebih dalam bagaimana ini bisa membawa dampak signifikan pada berbagai aspek kehidupan Anda.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa pulang di jam seharusnya penting:
Bekerja Terlalu Lama Tidak Baik untuk Anda atau Perusahaan
Dampak dari jam kerja yang berlebihan terhadap kesehatan mental dan fisik Anda tidak bisa diremehkan. Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa periode stres terkait pekerjaan yang berkepanjangan dan bekerja terlalu banyak dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, termasuk meningkatnya tingkat stres dan kecemasan.
Temuan penelitian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menunjukkan bahwa bekerja 55 jam atau lebih setiap minggu terkait dengan peningkatan 35% kemungkinan mengalami stroke dan 17% kemungkinan kematian akibat penyakit jantung iskemik dibandingkan dengan mereka yang bekerja 35-40 jam per minggu. Ini adalah harga yang mahal untuk membayar pengorbanan kesejahteraan Anda di lingkungan pekerjaan.
Selain dampak negatif pada kesehatan, bekerja terlalu banyak juga dapat berdampak negatif pada perusahaan Anda. Banyak studi menunjukkan bahwa bekerja dalam jam yang panjang tidak selalu mengarah pada peningkatan produktivitas. Sebaliknya, kelebihan beban kerja yang kronis dan stres serta masalah kesehatan yang dihasilkan dapat berkontribusi pada ketidakhadiran, tingginya turnover, dan meningkatnya biaya asuransi kesehatan bagi perusahaan.
Lalu, tidak peduli seberapa baik Anda dalam pekerjaan, ketika merasa lelah dan kehabisan tenaga setelah bekerja berjam-jam, efisiensi mungkin berkurang, dan risiko salah akan meningkat.
Survei Kerja dan Kesejahteraan 2021 oleh American Psychological Association, yang melibatkan 1.501 pekerja dewasa di Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa 79% karyawan mengalami stres terkait pekerjaan dalam sebulan sebelum survei. Hampir 3 dari 5 karyawan melaporkan merasakan dampak negatif dari stres terkait pekerjaan. Ini termasuk kurangnya minat, motivasi, atau energi bagi 26% responden. Lalu, kurangnya usaha di tempat kerja bagi 19% responden.
Kesimpulannya? Bekerja terlalu banyak tidak hanya membahayakan kesehatan tetapi juga secara serius mengkompromikan efektivitas Anda di tempat kerja.
Meninggalkan Pekerjaan Tepat Waktu Meningkatkan Work-Life Balance
Work-life balance, bukankah ini hal yang ingin dicapai oleh kebanyakan dari kita? Itulah sebabnya topik ini sering dibahas dalam buku dan seminar pengembangan diri. Lalu, meskipun saya bukan life coach bersertifikat atau ahli produktivitas, saya bisa memberi tahu Anda dengan pasti bahwa satu langkah yang bisa diambil untuk mendekati work-life balance yang sulit dijangkau adalah tidak menghabiskan semua waktu di kantor.
Meninggalkan pekerjaan tepat waktu memberikan kesempatan berharga untuk melepaskan diri dari tugas profesional. Ini juga mengalokasikan waktu berkualitas untuk aktivitas yang membawa kebahagiaan dan kepuasan pribadi. Baik itu bersosialisasi dengan teman, menikmati jalan-jalan santai dengan anjing Anda, atau akhirnya membaca buku yang telah menunggu di rak Anda, kesenangan sederhana ini memainkan peran penting dalam mengisi ulang baterai mental dan emosional Anda. Dengan cara ini, Anda dapat kembali bekerja dengan pikiran yang segar dan motivasi baru.
Meninggalkan Pekerjaan Tepat Waktu Memaksa Anda untuk Disiplin
Kita semua tahu disiplin itu penting untuk kesuksesan pribadi dan profesional. Bahkan sesuatu yang sederhana seperti mengatur diri untuk meninggalkan pekerjaan tepat waktu setiap hari bisa menjadi cara untuk memaksa diri Anda lebih disiplin dalam mengelola waktu di tempat kerja.
Mari kita kembali ke apa yang dikatakan oleh hukum Parkinson: “Pekerjaan akan mengembang atau menyusut untuk mengisi waktu yang tersedia untuknya.” Jika terus menunda dan memperpanjang tenggat waktu kerja, Anda pasti akan memperpanjang jam kerja di kantor saat akhir hari.
Tetapi, jika menetapkan tenggat waktu dengan jelas dan tidak dapat dinegosiasikan untuk diri sendiri, Anda akan dipaksa untuk menyelesaikan tugas dan proyek dalam waktu yang ditentukan. Dengan menetapkan batasan pada jam kerja, Anda memaksa diri untuk lebih disiplin, memprioritaskan tugas, membuat keputusan yang efisien, dan menghindari penundaan yang tidak perlu.
Kesimpulan
Tidak ada yang salah jika ingin bekerja lembur sesekali, terutama jika menyukai pekerjaan Anda. Namun, jika merasa telah menghabiskan lebih banyak waktu di kantor dan melewati batas yang diperlukan, merasakan motivasi yang menurun, atau mengalami kebingungan persisten, itu mungkin merupakan sinyal dari tubuh untuk mundur sejenak dan mengevaluasi kembali work-life balance Anda.
Bukti sudah jelas, kelebihan beban kerja yang kronis tidak baik untuk Anda atau perusahaan. Jadi, berikan diri dan perusahaan kesempatan dengan mencoba lima strategi yang dijelaskan dalam panduan ini.
Strategi-strategi tersebut akan membantu mengontrol hari kerja dan menyelesaikan apa yang perlu dilakukan sebelum akhir shift Anda. Pada akhirnya, ini akan memungkinkan Anda meninggalkan kantor tepat waktu agar bisa mengisi ulang tenaga dan berada dalam kondisi optimal untuk hari kerja berikutnya. Sukses selalu!